GTPP MBD Kecewa Puluhan Pelaku Perjalanan Dari Ambon Tidak Miliki Dokumen Rapid Test

oleh -2020 Dilihat
oleh

87News.com,Tiakur – 32 orang pelaku perjalanan dari kota Ambon tujuan Tiakur, Kabupaten MBD dengan menggunakan KM. Sabuk Nusantara 87 pada tanggal 6 Mei dan tiba di Tiakur pada 10 Mei lalu, yang terdiri dari anggota Polri dan ASN telah menjalani karntina di dua tempat, yakni di penginapan Scorpion dan mess pemda MBD.

Selama dalam masa karantina, 32 orang tersebut menjalani dua kali rapid test. Pada rapid test pertama hasilnya semuanya negatif. Namun pada rapid test tahap kedua, hasilnya 2 orang dinyatakan reaktif (positif) Covid-19.

“2 orang yang reaktif tersebut dikarantina di penginapan scorpion. Olehnya itu kami perpanjang masa karanitnanya selama 10 hari kedepan bersama. Saat ini 2 orang reaktif rapid test tersebut dikarantina pada Mess Pemda. Sedang 14 orang lainnya. Tetap menjalani karantina di penginapan scorpion. Kenapa harus dikarantina seluruhnya ?, karena selama masa karantina telah terjadi transmisi lokal. Selain itu, didalam karantina banyak yang tidak mematuhi protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan memakai masker, “jelas ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten MBD, Benyamin Thomas Noach.

Lebih lanjut Ketua GTPP MBD mengatakan, karantina yang dilakukan terhadap 16 orang pelaku perjalanan tersebut adalah untuk keselamatan rakyat, yang menjadi pedoman Pemerintah Daerah dan Gugus Tugas dalam penanganan covid-19.

“Pemerintah Kabupaten MBD dan Satgas Covid-19 tidak mau mengambil resiko, segala kemungkinan sekecil apaupun harus dijaga demi keselamatan masyarakat MBD. Karena persoalan besar biasanya terjadi hanya karena kelengahan kita pada hal-hal yang kecil. Orang tidak tersandung dibatu yang besar tetapi orang tersandung dibatu yang kecil, dan saya berharap kita tidak tersandung dibatu yang kecil,”lanjut Noach.

Noach mengaku dari 32 pelaku perjalanan dari Ambon tersebut, hanya 6 orang yang memiliki dokumen rapid test dari kota Ambon, sedang 26 orang lainnya tidak memiliki dokumen tersebut, termasuk Odie Orno, yang adalah adik kandung wakil Gubernur Maluku.

“Saya heran kenapa bisa terjadi begini ? Jangan sampai ada tafsiran lain dari masyarakat MBD terhadap Gugus Tugas Provinsi, yang tidak serius dalam melaksanakan tugasnya, “kesal Noach.

Pemerintah Kabupaten MBD berencana dalam waktu akan mencarter pesawat untuk mengirim sampel agar dapat dilakukan swab test. Khusus bagi Mahasiswa MBD yang masih berada di Kota Ambon dan Kota Kupang, Pemerintah Daerah akan membantu karena untuk sementara waktu mereka lebih aman untuk tetap  berada di tempatnya masing-masing sampai kodisinya membaik.

Di akhir  keterangan persnya, Ketua GTPP Covid-19 Kabupeten MBD meminta kepada seluruh masyarakat untuk tidak mengkait-kaitkan dengan Pilkada MBD, karena kita sekarang berhadapan dengan musuh yang tidak kelihatan yang bisa saja membunuh kita semua.

“Apa artinya Pilkada kalau rakyatnya mati semua, masyarakat harus hidup dan sehat baru dipikirkan yang lain. Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat, seluruh stakeholder untuk tidak panik dengan kondisi ini, mari kita bekerja sama, kooperatif dan bergandengan tangan dalam menyelesaikan masalah ini, “pungkas Noach.(**)

banner 336x280="280"/>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.