Relly Noach : Buku Adalah Jendela Dunia,

oleh -1398 Dilihat
oleh

87News.com,Tiakur – Semenjak menapaki usia sekolah, kita sering mendengar adagium buku adalah jendela dunia. Namun sebenarnya apa makna buku adagium ini ? Pepatah ini tentunya mengandung arti tertentu. kita bisa mengartikan buku adalah jendela sebagai ungkapan akan pentingnya buku untuk manusia.

“Ungkapan ini bermakna sangat dalam, bahwa dengan membaca buku kita bisa mengetahui banyak hal dan bahkan hal – hal yang tidak pernah dilihat dan ditemui diseluruh belahan dunia. Karena buku menjadi penanda kemajuan peradaban manusia, “ ungkap Ketua TP PKK MBD dalam sambutannya pada acara Litersi yang digagas Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Maluku Barat Daya, Selasa (25/8).

Dijelaskan Relly Noach, literasi haruslah dimaknai seperti ungkapan diatas, bahwa membaca dan menulis sangat penting dalam upaya peningkatan pengetahuan manusia. Walaupun saat ini, pengertian literasi dengan perkembangan zaman sudah lebih luas dari hanya sekedar membaca dan menulis, namun kini pengertian literasi telah berkembang menjadi kemampuan memahami, menganalisa dan sebagainya.

Saat ini lanjut Relly Noach, pemerintah tengah gencar mengkampanyekan literasi kepada masyarakat. Karena literasi merupakan salah satu aspek penting dalam melihat kemampuan daya saing suatu negara. berdasarkan data yang ada, Indonesia termasuk negara dengan kemampuan literasi sangat rendah didunia. Hal inilah yang memicu mengapa gerakan literasi ini terus didorong.

“Nanti pada bulan Oktober saya akan dikukuhkan sebagai bunda literasi MBD. Saya berharap dengan hal itu kita dapat meningkatkan kemampuan literasi masyarakat MBD dengan program program yang langsung menyentuh masyarakat, ” ujar Relly Noach.

Ditambahkannya, persoalan kita sekarang ini adalah masyarakat kita malas membaca dan menulis. Karena sangat dipengaruhi dengan perkembangan teknologi digital saat ini, dimana semua hal bisa ditemukan dengan mudah hanya dengan sentuhan jari pada smarth phone maupun komputer tanpa harus bersusah payah membaca.

Kurangnya minat membaca di masyarakat tambah Relly Noach, diperparah dengan banyaknya orang yang lebih cenderung menyerahkan tugas membaca dan menulis ini kepada guru disekolah. Padahal sebenarnya ini juga menjadi tugas utama orang tua, karena waktu bersama anak dirumah lebih banyak dari pada waktu seorang guru dengan siswa disekolah.

Relly Noach berharap PKK nanti juga memainkan peran penting. Salah satunya adalah dengan mendorong literasi dalam program pembinaan keluarga. Serta menumbuhkan terus budaya literasi dikehidupan masyarakat Maluku Barat Daya sejak dini. Dan juga Dinas Pendidikan harus memperhatikan hal ini, terutama dalam pendidikan PAUD hingga SMU. Perpustakaan harus ada disemua sekolah, dan anak anak harus dipaksa untuk membaca dan menulis. Anak harus dikasih ruang untuk membaca buku non pelajaran seperti cerita bergambar, dongeng, komik, dan lain lain sebelum proses belajar dimulai agar mereka tidak jenuh. Perpustakaan jangan hanya menjadi pelengkap saja disekolah, tapi tidak berfungsi.

Dirinya juga berharap OPD dilingkup pemerintah kabupaten Maluku Barat Daya untuk ikut mendorong pegawainya dalam upaya peningkatan kemampuan literasi mereka, karena tentunya ini akan meningkatkan daya saing daerah.
“Literasi harus menjadi gumulan kita bersama, dan bersinergi dalam mendorong peningkatan kemampuan literasi masyarakat Maluku Barat Daya. Tantangan di era digitalisasi ini berat. Saya berharap Dinas Perpustakaan dapat menjadi pelopor dalam strategi peningkatan kemampuan literasi Maluku Barat Daya. Harus ada inovasi untuk mendorong masyarakat, mencintai perpustakaan dan meningkatkan minat literasi mereka, ” pungkas Relly Noach.(**)