87News.com,Jakarta – Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) menjadi kabupaten dengan indeks resiko bencana tertinggi di Indonesia. Hal tersebut sesuai data yang dirilis oleh Badan Nasional Penaggulangan Bencana (PNPB) pada 2020 lalu.
Berdasarkan data tersebut, Bupati MBD, Benyamin Thomas Noach, terus berupaya untuk meningkatkan sinergitas dengan Pemerintah Pusat dalam penanggulangan bencana di kabupaten itu.
Hal tersebut disampaikan Noach, usai mengikuti Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) Tahun 2023, yang digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta International Expo, Jakarta, Kamis (2/3). Selain itu, dia juga terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas penyelenggaraan penanggulangan bencana kabupaten tersebut untuk menekan tinggi indeks resiko bencana di kabupaten tersebut.
“Pemerintah Daerah terus berupaya menurunkan indeks resiko bencana, yang dititikberatkan pada mitigasi bencana. Hal ini dilakukan melalui upaya membangun kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat di masing-masing pulau untuk menghadapi ancaman multi bencana,” terang Noach.
Dia mengungkapkan, potensi gempa bumi dan tsunami di Kabupaten MBD disebabkan letak kabupaten itu yang berada di tumpukan tiga lempeng dunia, dilewati ring of fire, terdapat sesar aktif/subduksi, memiliki karakter pulau kecil dan memiliki sejarah gempa bumi dan tsunami.
Selain itu, Kabupaten MBD juga memiliki dua gunung berapi aktif, yakni, Gunung Api Damer dan Gunung Api Wetar. Gunung Api Wetar, memiliki ketinggian lebih dari 5000 meter dari bawah laut.
Untuk itu, dia berharap, sinegritas antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dapat terus ditingkatkan, untuk menghadapi ancaman bencana alam dan gempa bumi di tahun 2023.
“Tentunya Rakornas ini sangat tepat, guna menjalin sinergitas antara penyelenggara penanggulamgan bencana, yaitu BNPB dengan kementerian terkait dan BPBD yang ada di seluruh Indonesia,” tandas Noach.
Untuk diketahui, Rakornas BNPB tahun 2023 mengangkat tema “Penguatan Resiliensi Berkelanjutan dalam Menghadapi Bencana”.
Rakornas tersebut dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo, dan dihadiri para Menteri Indonesia Bersatu, Pejabat Pemerintah Pusat, para Gubernur, Bupati dan Walikota se-Indonesia, Kapolda, Kapolres, Pangdam dan Dandim seluruh Indonesia.(**)