87NEWS.com,Ambon – Penanganan pengungsi pasca gempa bumi 6,8 SR yang melanda kota Ambon dan sekitarnya pada Kamis (26/9) lalu, hingga kini tidak maksimal. Beberapa lokasi pusat pengungsian hingga kini tidak pernah sedikitpun mendapat bantuan.
Lokasi pengungsian Benteng Karang misalnya, tercatat ribuan jiwa mengungsi. Para pengungsi bahkan harus membangun sendiri tenda tenda pengungsian mereka. Ada juga pengungsi yang menempati beberapa ruang kelas pada beberapa sekolah di Benteng Karang. Mirisnya lagi, ada beberapa kepala keluarga yang rela tinggal di kuburan karena tidak memiliki tempat untuk tinggal.
Para pengungsi di Benteng Karang ini ketika ditemui siang tadi mengaku, sejauh ini mereka belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah. Sedangkan untuk makan sehari hari para pengungsi mendapatkan jatah makan dari pihak gereja.
“Belum ada bantuan pemerintah, hanya bantuan dari gereja saja, “jelas Alex, salah satu warga Benteng Karang
Dilokasi pengungsian ini juga ditemukan sejumlah balita ditidurkan hanya beralaskan tikar diatas jubin salah satu ruang kelas. Kondisi serupa juga terlihat pada beberapa warga yang mengungsi di ruas jalan Upu Baguala, Terminal Transit Passo. Mereka membuat tenda diatas pembatas jalan yang membelah jalan tersebut. Sama juga dengan pengungsi di Benteng Karang, mereka ini juga belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Yang lebih parah adalah pengungsi yang mendiami lokasi pengungsian di Lembah Agro Desa Passo. Orang tua dan anak anak mendominasi dua lokasi pengungsian yang ada di lembah Agro.
Para pengungsi mengaku, belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Tenda tenda yang dibangun mereka adalah upaya pribadi mereka.
Pengungsi Lembah Agro ini mengaku sudah pernah didata oleh petugas dari dinas sosial, bahkan oknum yang katanya petugas dari dinas sosial ini meminta para pengungsi untuk mencatat sendiri kebutuhan mereka dan selanjutnya para pengungsi dan dapat mengambilnya di gudang milik Dinas Sosial yang berada di Lateri. Namun ketika beberapa perwakilan pengungsi mendatangi gudang dinas Sosial di Lateri guna mengambil kebutuhan mereka, seperti yang telah diinventarisir, ternyata tidak ada.
Ditengah derita yang dialami warga pengungsi, justeru sejumlah anggota DPRD Kota Ambon melakukan “aksi akrobatik” dan disaksikan langsung oleh puluhan pasang mata warga pengungsi, Sabtu 28/9) siang tadi.
Dengan, iring-iringan sekitar enam mobil, rombongan DPRD kota Ambon ini mendatangi lokasi pengungsian Lembah Agro. Namun setibanya di depan gereja Lembah Agro, rombongan akrobat ini langsung memutar mobil dan pergi meninggalkan lokasi.
Sejumlah pengungsi di sekitar lokasi gereja Lembah Agro yang melihat aksi akrobatik tersebut hanya mengelus dada. Padahal harapan mereka akan sedikit bantuan kiranya dapat memenuhi kebutuhan mereka.
“Ya Tuhan ampunilah mereka sebab mereka tidak tau apanyang mereka perbuat, “tutur Odja, salah satu pengungsi di Lembah Agro.