87News.com,Ambon – Rabu(18/12) besok, oleh sebagian besar warga Maluku merupakan hari yang paling ditunggu. Apa sebab? Karena pada Rabu besok Wakil Gubernur Maluku, Baranabs Orno akan dimintai keterangannya terkait penggunaan dana 8 milyar rupiah yang dikucurkan oleh PT Gemala Borneo Utama (GBU) untuk proyek pematangan lahan di Tiakur.
Walau berkelit bahwa uang yang diterima hanya 3 milyar dan bukan 8 milyar rupiah, namun data yang dihimpun oleh penyidik KPK telah rampung dan diketahui dana hibah dari PT. GBU adalah 8 milyar rupiah.
Penyidik KPK pun telah melayangkan kepada Barnabas Orno dengan bernomor SPGL/8353/DIK. 01.00/23/12/2019. Barnabas Orno dipanggil guna memberikan keterangan atau diperiksa selaku saksi pada hari Rabu 18 Desember 2019 pukul 10.00 wib itu ditanda tangani oleh R.Z. Panca Putra S, selaku penyidik.
Sejumlah pihak telah dipanggil untuk bersaksi dalam kasus dugaan korupsi senilai Rp 8 miliar. Diantaranya Haryana, yang adalah kontraktor yang menggarap proyek pematangan lahan di Tiakur tahun 2012. Dalam proyek tersebut Heryana memakai bendera PT. Sharleen Raya Jeco Group, perusahaan milik Alfred Hong Artha. Penyidik lembaga antirasuah ini juga telah memeriksa Banjar Nahor. dimana Banjar Nahor sebagai perwakilan PT Gemala Borneo Utama.
Banjar Nahor dicecar sejumlah pertanyaan oleh penyidik soal kedekatannya dengan Barnabas Orno, namun Nahor mengaku tidak mengenal Barnabas. Pertanyaan yang sama sempat diulang sebanyak dua kali, namun Banjar tetap bersikukuh tidak mengenal Barnabas Orno.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, telepon genggam Banjar berdering dan nama yang muncul di layar ponsel adalah nama Barnabas Orno. Telepon genggam milik Banjar Nahor pun langsung disita penyidik.
Usai pemeriksaan Banjar Nahor, Komisi Pemberantasan Korupsi mendapat fakta baru. Dari pengakuannya terungkap keterlibatan sejumlah orang, dalam kasus dugaan korupsi pada proyek tersebut.
Selain itu, dari handphone pribadi milik Bandjar juga terungkap fakta baru. Saat dia diperiksa penyidik di gedung KPK, Banjar Nahor ditelepon Barnabas Orno. Bersamaan handphone seluler milik Banjar ada ditangan penyidik KPK.
βDia bilang ngga punya hubungan privasi dengan Barnabas Orno, tapi handphonenya justeru ditelepon Barnabas Orno. Paling tidak ini memperkuat dugaan, β kata sumber dibagian penindakan KPK.
Terkait itu Barnabas Orno membenarkan ada komunikasi itu. Telepon itu menurut Orno bertujuan untuk menanyakan tentang kasus dugaan korupsi pemetaan lahan di Tiakur yang sudah selesai, namun masih ditangani lagi oleh KPK.
Salah satu praktisi hukum Kota Ambon, Samuel Riry mengatakan, Barnabas Orno seperti ketakutan menghadapi kasus ini.
“Pak Wagub seperti ketakutan. Kenapa saya bilang ketakutan ? Karena pak Orno tidak perlu menelepon Banjar Nahor, untuk apapun alasannya. Karena itu dapat menjadi bumerang kepada pak Orno, “jelas Riry.(**)