87News.com,Tiakur-Bakudapa Anak dan Remaja (Badar) tingkat Klasis GPM Leti Moa Lakor (Lemola) pada Tahun 2024, sebagai momen bakumpul antar sesama anak daerah dalam Tuhan. Saling bertukar pikiran, pengalaman serta informasi edukatif yang mampu membangun kesetaraan dalam pemikiran dan kecerdasan.
Hal ini disampaikan Pj. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Maluku Barat Daya, Daud Reimialy dalam sambutannya pada pembukaan Badar Klasis GPM Lemola, bertempat di halaman gedung gereja Teofani Tiakur, Minggu (09/06/2024). Anak merupakan warisan Allah kepada orang tua, sedangkan Remaja dalam bahasa latin “Adolescere” yang berarti tumbuh atau tumbuh mencapai kematangan.
Menurutnya, anak dan remaja merupakan generasi penerus gereja. Olehnya, kualitas sumber daya manusia anak dan remaja harus menjadi perhatian khusus yang perlu ditingkatkan terus-menerus sejak dini. Agar dalam tumbuh kembang nantinya mencapai kedewasaan yang baik secara iman kekristenan.
Dikatakannya, kegiatan Badar ini kiranya dapat menghasilkan generasi gereja yang berkualitas dan pemimpin gereja yang inovatif, kreatif serta mampu bersaing dan beradaptasi ditengah perubahan zaman. Guna memanfaatkan teknologi secara maksimal, mampu menunjukan kepada banyak kalangan bahwa gereja dapat melahirkan pemimpin yang luar biasa dengan nilai-nilai takut akan Tuhan.
Peserta Badar tingkat Klasis GPM Lemola adalah yang terpilih dari sekian banyak teman-teman di jemaat masing-masing. Terbaik yang dipertemukan, berarti memiliki pengetahuan dan keterampilan sama, seimbang dan setara. Manfaatkanlah momen ini dan berusaha dengan kelebihan, kemampuan serta percaya diri menjadi terbaik diantara yang terbaik, ungkapnya.
Sementara itu Ketua Klasis GPM Lemola, Pdt. M. Timisela dalam arahannya mengatakan kegiatan Badar dengan Tema “Kesetaraan dan Persaudaraan”. Tujuan kegiatan di tingkat Klasis dan Badar tingkat Sinode, sangat relevan dengan kondisi dan tantangan yang dihadapi zaman sekarang.
Dengan semangat inovasi, belajar dan berbagi tentang beberapa isu penting, yaitu pembinaan spritualitas lingkungan hidup, kesehatan, pertanian, tertib lalulintas, budaya, IT, marginalisasi, kekerasan, intoleransi, kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial, ucapnya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa isu-isu ini bukan hanya masalah global, tetapi juga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Melalui pendekatan inovatif kiranya dapat menemukan solusi dan strategi yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan pertama dari Badar ini adalah pembelajaran dan berbagi pengetahuan. Semua di sini adalah pelajar dalam kehidupan ini, dan melalui diskusi serta berbagi pengalaman dapat memperluas wawasan tentang isu-isu penting yang mungkin selama ini kurang dipahami. Mari jadikan pertemuan ini sebagai ajang untuk saling belajar, saling mendengarkan dan saling menguatkan, tuturnya.
Kedua, membangun solidaritas yang inklusif dan inovatif antar anak remaja. Solidaritas adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Dengan saling mendukung dan bekerja sama dapat menghadapi tantangan yang ada dengan lebih kuat. Inklusivitas berarti merangkul semua orang tanpa memandang latar belakang, gender, atau kondisi fisik. Dengan demikian, kita bisa menciptakan lingkungan yang benar-benar adil dan merata bagi semua, ulasnya.
Ketiga, berbagi pengalaman hidup serta peran aktif dalam membangun persaudaraan. Masing-masing memiliki cerita dan pengalaman unik yang bisa menjadi sumber inspirasi bagi yang lain. Melalui berbagi pengalaman, tidak hanya menguatkan diri kita sendiri, tetapi juga memberikan semangat dan motivasi bagi teman-teman. Mari kita bangun persaudaraan yang erat, saling mendukung, dan selalu siap membantu satu sama lain, jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Ia mengajak semua untuk merenungkan peran sebagai anak-anak Tuhan dalam menghadapi isu-isu ini. Kita dipanggil untuk menjadi terang dan garam dunia, menjadi agen perubahan yang membawa damai dan keadilan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, mari ambil peran aktif dalam setiap diskusi dan kegiatan yang akan lakukan selama acara ini.
Pesannya, jaga kesehatan, disiplin, tepat waktu, patuh kepada pimpinan, berpatisipasi aktif, menyesuaikan diri dengan fasilitas yang ada dan rajin berdoa.
Sementara itu Ketua Panitia Badar Klasis GPM Lemola, Godlif Kay dalam laporannya menyampaikan kegiatan ini berlangsung di lokasi gereja Teofani Jemaat GPM Tiakur Kalisis GPM Lemola, selama 3 hari sejak Minggu 9 Juni hingga Rabu 12 Juni 2024. Dengan peserta kegiatan berjumlah 112 orang. Terdiri dari pengasuh 28 orang, anak tanggung 28 orang dan remaja 56 orang. (**)