87News.com,Jakarta – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, melalui siaran persnya yang diterima Redaksi delapan7news.com Sabtu (12/10) siang, dalam menyikapi beredarnya berita di media sosial, tentang posisi Ambon Lease tepat di atas tebing jurang palung laut paling dalam dunia adalah palsu atau hoax. “Berita ini tidak benar sehingga masyarakat tidak perlu panik atau khawatir terkait dengan kondisi yang berkembang akhir-akhir ini, “jelas Agus Wibowo.
Bersamaan dengan itu, ahli tsunami BNPB Abdul Muhari, melalui pesan yang disampaikan kepada mantan Gubenur Maluku Karel Ralahalu Jumat (11/10), tentang beberapa penjelasan diberikan terkait kabar viral potensi tsunami di Maluku, khususnya Ambon dan Seram.
Muhari menyampaikan bahwa berita viral tersebut adalah hoax, gambar batimetri yang diedit sedemikian rupa dan diberikan keterangan seakan-akan ilmiah tetapi bertujuan untuk menyebarkan ketakutan kepada masyarakat.
“Gambar tersebut bukanlah foto satelit 3D karena satelit tidak bisa membuat foto dasar laut apalagi hingga kedalaman 7 km di bawah permukaan laut. Gambar tersebut hanyalah data batimetri biasa (tersedia banyak di internet), yang kemudian diberi efek ketinggian dan kedalaman yang lebih signifikan seakan-akan data ini baru padahal data ini adalah data lama dan data biasa saja, “ujar Muhari melalui pesan digital pada Jumat (11/10).
Muhari menyampaikan bahwa asumsi jika terjadi gempa dari palung Banda akan menyeret Pulau Ambon dan Seram adalah tidak benar.
“Belum ada dalam sejarah gempa dan tsunami di dunia ada gempa yang menghilangkan satu pulau sebesar Ambon, apalagi sebesar Pulau Seram, “lanjutnya.
Muhari juga mengatakan bahwa jika gempa di kawasan Maluku berpotensi menimbulkan longsoran lokal seperti yang terjadi di Palu tahun 2018 lalu, atau di semenanjung Elpaputih tahun 1899 benar adanya, tetapi skala-nya lokal.
“Ini harus kita sikapi dengan bijak dengan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan persiapan rencana evakuasi mandiri yang baik, “sambung Muhari yang pernah bekerja di Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Terkait dengan sebuah penelitian potensi patahan palung Banda oleh Jonathan M. Pownal Gordon S. Lister dan Robert Hall, ia menyampaikan bahwa penelitian tadi telah dipublikasikan pada 2016. Penelitian tersebut tidak membahas sama sekali mengenai potensi tsunami atau potensi gempa yang bisa menyeret Pulau Ambon dan Seram.
“Bahkan dalam hasil penelitian tersebut sangat jelas disebutkan bahwa tidak ada bukti bahwa segmen palung Banda tersebut adalah segmen seismik aktif. Jadi jika ada berita atau tulisan yang mengkaitkan hasil penelitian tersebut dengan prediksi-prediksi kejadian gempa atau tsunami yang akan terjadi di Ambon maka itu adalah hoax, “ujar Muhari.
Sehubungan dengan berita viral yang beredar di media sosial, jejaring sosial digital maupun dari mulut ke mulut, masyarakat dihimbau untuk tidak terpancing terhadap berita palsu tadi. Berita seperti ini sengaja ditimbulkan untuk menimbulkan rasa khawatir, panik dan takut di tengah-tengah masyarakat.
Masyarakat diharapkan untuk mengecek informasi resmi potensi bahaya dan parameter gempa atau tsunami dari sumber resmi seperti BMKG, BNPB atau pun BPBD setempat untuk menyikapi berita atau informasi yang tidak benar.